Jumat, 10 Oktober 2014

Berkunjung Ke Borobudur

     Saya bukan orang yang hobi bepergian. Hanya sesekali saja menyempatkan diri untuk melancong ke tempat wisata. Salah satu tempat wisata yang pernah saya kunjungi adalah Candi Borobudur. Sebuah situs purbakala peninggalan dinasti Syailendra.

        Berdasarkan buku sejarah yang pernah saya baca, Candi Borubudur merupakan candi peribadatan umat Budha yang berdiri megah di Magelang, Jawa Tengah.  Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Sehingga situs tersebut terkubur di dalam tanah dan tertutup semak belukar.

       Beruntung, pada tahun 1814 dilakukan penggalian yang dikomandoi oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang dilanjutkan proses pemugaran oleh pemerintah Republik Indonesia. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

        Borobudur saat ini masih sering digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan

         Sebenarnya, sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke Borobudur. Hal yang masih saya ingat adalah relief pada dinding candi yang terpahat dengan sangat halus. Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda.

        Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa. Relief indah yang menuturkan berbagai cerita sejarah yang tak lekang oleh waktu.

      Dulu saya berkunjung ke Borobudur sekitar tahun 1980an, belum sempat berfoto-foto, maka berikut saya tampilkan foto anak saya yang beberapa bulan lalu berkunjung ke sana.



banner refferal




Ujicoba pasang Banner




Tidak ada komentar:

Posting Komentar